Kamis, 08 November 2012

Sesuaikan Pendidikan untuk Anak Berkebutuhan Khusus

membacaSetiap anak lahir dengan karakter dan keunikannya. Maka dari itu, layanan pendidikan yang harus diberikan kepada anak-anak juga harus ditentukan dengan kemampuan dan minatnya. Terlebih jika anak-anak itu termasuk dalam kelompok anak berkebutuhan khusus.

Dalam sebuah seminar bertajuk "Bergerak dan Bermain Langkah Awal Menuju Cerdas" yang digelar oleh College of Allied Educators (CAE), Sabtu (26/11/2011) di Jakarta, terungkap, anak berkebutuhan khusus harus ditangani dengat cepat, diperhatikan, dan diperlakukan secara khusus dengan metode yang tepat.
Director CAE Alice Arianto mengatakan, untuk menentukan metode pendidikan yang tepat kepada anak berkebutuhan khusus, setiap orangtua harus mampu mengenali anak-anaknya terlebih dahulu. Khususnya ketika anak-anak ada dalam usia emasnya, yaitu sebelum beranjak ke usia enam tahun.

Dalam usia sedini mungkin, kata dia, para orangtua harus melakukan observasi secara cermat terhadap hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada anak-anaknya. Itulah mengapa orangtua harus membantu dan melatih anak-anaknya saat bertumbuh kembang.

"Kuncinya itu ada pada orangtua. Sejauh mana orangtua itu mengerti dan paham akan kebutuhan anaknya," kata Alice.

Namun, lanjutnya, penanganan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus tidak bisa hanya dilakukan secara sepihak. Ia menegaskan, layanan pendidikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus hanya bisa dilakukan secara optimal dengan melibatkan semua pihak, orangtua, guru, terapis, dan lain sebagainya.

Alice mengungkapkan, perbedaan karakter yang dimiliki oleh setiap anak membuat tidak ada satu metode pun yang dapat dijadikan pakem ketika ingin memberikan pendidikan yang tepat kepada anak-anak berkebutuhan khusus.

Misalnya, anak-anak yang kesulitan bicara tentu harus diberikan terapi wicara. Ia menjelaskan, terdapat dua jenis kesulitan bicara. Pertama, tidak memiliki perbendaharaan kata. Kedua, tidak bisa memproduksi suara, maka dibantu melalui terapi wicara.

Namun, jika tidak memiliki kesulitan berbicara, pendidikan kepada anak tentunya harus menggunakan metode yang berbeda.

"Maka dari itu, yang paling penting, orangtua harus mendiagnosis anak-anak mereka secara cepat dan tepat," ungkapnya.

Umumnya, Alice menambahkan, orangtua tidak mengetahui bahwa anaknya mempunyai masalah. Di sisi lain, ada juga orangtua yang sudah menduga, tetapi tidak segera memastikan diagnosisnya dan akhirnya berimbas pada telatnya penanganan anak-anak yang berkebutuhan khusus.

"Jika dikatakan sedini mungkin, ya itu sebelum usia enam tahun. Itu adalah masa-masa emas. Jika sebelum usia itu sudah dibantu dengan metode yang tepat, maka perkembangannya akan lebih optimal," tuturnya.

Alice sangat menyayangkan para orantua yang terlambat menangani anak-anak mereka yang membutuhkan perhatian khusus. Bahkan, ada juga orangtua yang menilai anak-anak berkebutuhan khusus sebagai anak yang abnormal dan kemudian mengucilkannya di dalam rumah.

"Padahal, anak-anak itu bukan abnormal, tetapi spesial," ujarnya.

Untuk itulah, melalui CAE, Alice berniat memberikan banyak pemahaman kepada para orangtua agar mereka mengerti. Baginya, orangtua tidak perlu malu dan terbebani ketika memiliki anak berkebutuhan khusus. Ia sangat percaya, Tuhan menciptakan setiap individu dengan keunikannya.

"Jadi, kita sebagai orangtua harus bisa melihat anak-anak secara pribadi, apa kelebihan dan apa kekurangannya. Jika kemampuan akademisnya kurang baik, maka kita bisa mencoba untuk beralih ke pendidikan vokasi (keterampilan). Jangan paksa anak-anak ini untuk mengikuti pendidikan di sekolah formal," tandasnya.


sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar